KEBAKTIAN TAHUNAN SAKSI-SAKSI YEHUWA 2018

Kisah Nabi Yunus, Pelajaran tentang Keberanian dan Belas Kasihan 

Di Baca : 14594 Kali
Kisah Nabi Yunus divideokan/diputar pada acara Kebaktian Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa 2018 di Indonesia Convention Exhibition Hall 3 dan 3A, Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Banten, Minggu 19 Agustus 2018.

Pemberitaan Yunus memberikan kesan yang sangat kuat atas orang-orang Niniwe, bahkan sampai ada titah dari Raja yang memerintahkan agar seluruh rakyat dan bahkan binatang peliharaan untuk berpuasa dan mengenakan kain goni, dan mereka semua bertobat dari tindakan dan perbuatan mereka yang jahat. 

Setelah 40 hari berlalu dan tidak terjadi apa-apa atas Niniwe, Yunus sangat tidak senang karena Yehuwa tidak mendatangkan malapetaka ke atas kota itu. Ia bahkan berdoa kepada Allah agar mencabut nyawanya. Akan tetapi, Yehuwa menjawab Yunus dengan mengajukan pertanyaan, ”Layakkah kemarahanmu berkobar?” Lalu, sang nabi meninggalkan kota itu dan belakangan ia mendirikan sebuah pondok untuk dirinya. 

Di sana, Yunus melihat apa yang akan terjadi pada negeri Niniwe dari kejauhan. Sewaktu sebuah tanaman labu air tumbuh secara mukjizat sehingga menjadi naungan bagi Yunus, sang nabi sangat senang. Namun, sukacitanya hanya singkat. Keesokan harinya, seekor ulat merusak tanaman itu sehingga menjadi kering. Karena tidak ada lagi naungan, Yunus terkena angin timur yang panas menyengat dan sinar matahari yang panas menerpa kepalanya. Sekali lagi, ia minta mati. 

Di sini Yehuwa memberikan pelajaran dengan membandingkan belas kasihan Yunus kepada tanaman Labu air itu yang dia tidak tanam, tapi Yehuwa lebih pantas berbelas kasihan kepada negeri Niniwe dengan jumlah penduduk yang lebih dari 120.000 jiwa yang tidak tahu tentang yang baik dan yang buruk, dan belum lagi binatang peliharaannya yang banyak. Pastilah Yunus belajar tentang keberanian dan belas kasihan dari kisah yang dia alami.(rls/di/azf)






[Ikuti Terus Detakindonesia.co.id Melalui Sosial Media]






Berita Lainnya...

Tulis Komentar